Markas Veldpolitie (polisi Lapangan, zaman kolonial Belanda ) gedung utama masih dipertahankan |
SEJARAH
PERJUANGAN BRIMOB DI MADIUN
PADA MASA PENUMPASAN PEMBERONTAKAN PKI
Agustus 1948 tokoh PKI Muso datang
ke Indonesia lagi untuk menyusun Struktur organisasi PKI, dengan sekretaris
pertahan Amir Syarifudin yang mendapat dukungan dari Brigade 29 yang dipimpin
oleh Kolonel Dahlan yang memproklamasikan berdirinya Republik Sovyet Indonesia.
Dalam penumpasan PKI Muso di Madiun
yang ditugaskan antara lain :
1. Tentara dari Jawa Tengah dipimpin
oleh Kolonel Gatot Subroto.
2. Tentara dari Jawa Timur dipimpin
oleh Kolonel Sungkono.
3. Mobil Brigade Karesidenan
Surabaya.
4. Mobil Brigade Besar Jawa
Tengah.
5. Mobil Brigade Besar Jawa Timur
dipimpin oleh KP. I M. Yasin.
Para pimpinan Mobrig dalam penumpasan PKI Madiun :
1. KP. I M Yasin : Pimpinan Operasi
2. KP. II Soetjipto Joedodiharjo : Pengendali
Operasi
3. IP. I Soetjipto Danoekusumo : Komandan
Operasi
4. PIP. I Imam Bachri : Komandan Batalyon
5. PIP. I Abdul Rahman : Wakil Komandan Batalyon
Para Komandan Kompi Mobrig :
1. PIP. II Sutopo : MBK Surabaya
2. PIP. II Yusuf Jayengrono : MBK Surabaya
3. PIP. II Kusnadi : MBK Surabaya
4. PIP. II Sukadi : MBB Jawa Timur
5. PIP. II Wirato : MBB Jawa Timur
Kronologis peristiwa penumpasan PKI di Madiun oleh Pasukan Mobil Brigade
Pada tangal
18 September 1948 keadaan Madiun kacau, Kapolwil Madiun KP. I R. Soenaryo
Tirtodiprojo, pukul 06.45 sudah berada di kantor. Beliau mengatakan kepada Dan
Jaga AP. I Tukiman bahwa saya akan ke Korem untuk mendesak Danrem Letkol
Sumantri agar secepatnya mengerahkan anak buahnya untuk membantu. Setelah
ditemui ternyata bukan Danrem tetapi orang tidak dikenal, karena Danrem Letkol
Sumantri sudah ditangkap PKI di rumahnya.dalam pertemuan tersebut akhirnya
Kapolwil Madiun KP. I Soenaryo ditangkap dan ditahan di PG. Rejo
Agung Madiun. Sementara itu di tempat lain di asrama Mobrig Kletak telah
terjadi pengepungan oleh PKI. Pada saat itu Danki IP. I R. Soeparto dengan
kekuatan 1 peleton mempertahankan markas kletak sehingga terjadi pertempuran,
karena kekuatan tidak seimbang dan peluru sudah habis maka akhirnya asrama
kletak dikuasai PKI. Senjata kemudian dimasukkan ke sumur dan untuk mengelabui
lawan IP. I Soeparto menggunakan pakaian anggota namun semuanya dibawa di PG.
Rejo Agung.
Pada tanggal
25 September 1948 malam hari Kapolwil Madiun KP. I R Soenaryo, mantan Kapolwil
Madiun KP. II Subiyanto, Kapolresta Madiun KP. II
Sudarman,
Kabag Pam IP. I Danu, Kabag Intel IP. I Suparbak, Wakil Komandan MBK Madiun IP.
II Subarjo, AIP I Gunung Ismail ditangkap dan ditahan PKI di PG. Rejo Agung.
Dalam peristiwa PKI Madiun ada 94 anggota Polisi yang ditahan di Gorang-gareng
tepatnya di PG. Rejosari, namun tinggal 14 orang yang hidup (saksi hidup IP.
I Suwarjan ). Kapolsek IP. II Duryat
dan Kapolres Madiun IP. I R. Ismiyati dibunuh dan dimasukkan ke dalam sumur
bersama ke 14 orang tersebut.
Pada Tanggal
25 s/d 27 September 1948 dalam perjalanan dari Nganjuk menuju Madiun tepatnya
pukul 14.00 terjadi penghadangan oleh PKI di desa Awar-awar, 2 anggota Yon
Mobrig dari MBK Surabaya dipimpin IP. II
Kusnadi terkena tusukan bambu runcing. Pada saat di Caruban terjadi pertempuran
sengit selama 6 jam. Mobrig berhasil menguasai Caruban namun dalam
pertempuran tersebut gugur anggota Mobrig yaitu KP. BD. Matali, AP. II
Markaban, AP. I Muryanto.
Pada tanggal
31 September 1948 pukul 14.00 Dan Mobrig mendapat perintah untuk menyerbu
Madiun. Pukul 17.00 Madiun dapat dikuasai sepenuhnya termasuk berhasil
menyelamatkan Danki Madiun IP. I R. Soeparto. Kemudian PKI lari ke arah
Ponorogo. Tepat hari Jum’at Wage tanggal 8 Oktober 1948 pukul 03.00 PKI
menyerang Ponorogo, akan tetapi pada pukul 17.00 PKI meninggalkan Ponorogo
sehingga Ponorogo dapat dipertahankan. Setelah sampai di desa Balong pasukan
Mobrig diaplos oleh pasukan Siliwangi yang selanjutnya pasukan Mobrig ditarik
ke Madiun. Pada pukul 20.00 Muso lewat di depan Balai pengobatan Balong. Karena
gerak geriknya mencurigakan maka ia diminta berhenti dan diperiksa Agen Polisi
Rejo dan Suwarno, barang bawaan yang dibungkus dengan sarung digeledah Suwarno
dan Agen Polisi Rejo menanyakan surat-surat, akan tetapi belum selesai membaca
surat, tiba-tiba Muso merebut sarung dari tangan Suwarno dan mengambil Pistol
selanjutnya menembak AP. Rejo. AP. Rejo tertembak mulutnya sehingga Muso
melarikan diri. Teriakan Suwarno didengar massa dan dari arah berlawanan
tiba-tiba muncul kendaraan dari Tentara Siliwangi. Atas petunjuk massa, tentara
mengejar Muso dan terjadilah kontak tembak yang mengakibatkan Muso tertembak di
dekat sumur H. Suhud di Desa Semanding Kec. Balong Kab. Ponorogo. Sementara itu
pada saat terjepit rombongan PKI dipimpin Amir Syarifudin lari menuju ke arah
utara melintasi Jl. Raya Ngawi Solo. Pada saat itu mereka
berpapasan dan akhirnya mencegat Ketua DPA R.M. Soerjo yang juga mantan
Gubernur Jatim, Kepala Penilik Kepolisian Jatim Kombes Pol. M. Duryat, Kapolwil
Bojonegoro R. Suroko yang pada saat itu perjalanan pulang dari Yogjakarta. Para
pejabat tersebut akhirnya ditangkap dan disiksa secara sadis di Dukuh Bogo Desa
Palang Lor Kec. Kedung Galar Kabupaten Ngawi. Namun pada akhirnya PKI dapat
ditumpas seluruhnya oleh perjuangan rakyat Indonesia.
Sumber: File Sejarah Markas Kompi 4 C Kletak Madiun.
trimakasih Bapak-bapak Prajurit Brimob Kompi 4 C Kletak Madiun.
Markas Kompi 4 C Kletak Madiun |
Markas Kompi 4 C Kletak Madiun |
Markas Kompi 4 C Kletak Madiun |
Markas Kompi 4 C Kletak Madiun |
Markas Kompi 4 C Kletak Madiun |
Markas Kompi 4 C Kletak Madiun |
Markas Kompi 4 C Kletak Madiun |
Markas Kompi 4 C Kletak Madiun |
Foto : Kompas Madya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar