SITUS CANDI WONOREJO
Dsn. Santan Ds. Wonorejo Kec. Mejayan Kab. Madiun
Di lokasi ini awalnya gundukan tanah yang ditumbuhi 2 pohon besar, nangka dan spreh. Di bawah pohon ada sebuah altar batu tempat sesaji, karena tempat di anggap punden oleh masyaraakat dsn Santan (Punden adalah tempat danyang atau yang babat pertama wilayah ini)
Awal ditemukannya Candi, Pada malam hari Jum`at wage ,30 Juni 1989 sesepuh desa, yaitu Bapak Sukarto Simun mendapat wangsit dari seorang kakek, bernama Buyut Resi Santanu Murti atau disebut juga Mbah Buyut Bejo, dalam mimpi Pak Karto disuruh mendirikan rumahnya, “degno omahku” pesan Ki Buyut, Bapak Sukarto Simun dituntun menuju lokasi Punden Dsn Santan. Keesokan harinya Pak Sukarto Simun mencari cari apa yang dimaksud dalam mimpi, kemudian menggali tanah gundukan kira-kira 1,5 meter dan menemukan batu yang miring, kemudian datang pula Bapak Lurah Wonorejo dan Lurah Kuncen, mendukung penggalian tersebut, hingga berita penemuan candi Wonorejo tersebar luas. Kemudian baru, 16 Maret 1996 diadakan penelitian oleh Dinas Suaka Purbakala JawaTimur, tahun 1997-1998 di adakan penelitian lanjutan oleh Konservasi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Timur, sekaligus pemugaran dan pembangunan pelindung dan pagar pembatas sampai dengan sekarang. Candi ini diberi nama CANDI LINGGA YONI atau Candi Wonorejo.
Diskripsi Candi Wonorejo
- Bangunan Batu Bata Merah berukuran sekitar 14 x 14 m
- Terdiri dari 3 undakan/teras
- Bagian atas berupa Lingga dan yoni berukuran besar terbuat dari batu andesit.
- Lingga berukuran tinggi 70 cm dan lebar 31 cm, Yoni panjang 163 cm, lebar 120 cm dan tinggi 92 cm
berat keduanya kira-kira 2000 kg.
- Menghadap ke barat, cerat yoni menghadap ke utara.
- Diperkirakan dilengkapi arca Durga di utara, arca Ganesha di timur, arca Siwa / Mahaguru di selatan
( sampai sekarang belum diketemukan)
- Di keempat sudut candi ada umpak, sebagai penyangga tiang candi
Makna Lingga Yoni yaitu Lingga merupakan simbol perwujudan Dewa Siwa dan Yoni sebagai perwujudan Dewi Durga (istri Dewa Siwa). Dapat di artikan pula sebagai simbol kesuburan.
Candi Wonorejo diyakini dulu sebagai tempat peribadatan umat Hindhu pada masa Majapahit, juga diyakini sebagai tempat abu jenazah tokoh penting pada waktu itu.
Terlepas dari mitos-mitos dan kekeramatan Candi Wonorejo, keberadaan Candi Wonorejo harus dilestarikan sebagai warisan leluhur ,Cagar Budaya, dan sebagai bukti eksisitensi peradaban masa lalu di wilayah Caruban dan Madiun pada umumnya.
Saat ini candi Wonorejo dikembangkan menjadi situs wisata budaya, penelitian bagi Ilmu pengetahuan, dan bukti otentik penelusuran jejak sejarah bangsa di wilayah Madiun dan sekitarnya.
Dikutip dari Brosur Situs Candi Wonorejo, Jupel : Puguh
Foto : widodogb sastro, Kompas Madya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar