Rabu, 29 Oktober 2025
Tepa Selira
Sabtu, 25 Oktober 2025
Makna Simbolik Pada Lagu Dolanan “Nyata kowe Wasis”
Makna Simbolik Pada Lagu Dolanan “Nyata kowe Wasis”
Senin, 20 Oktober 2025
Dasanama
Dasanama adalah persamaan istilah suatu kata dalam bahasa Jawa yang memiliki makna sama atau hampir serupa.
Janaka : Arjuna, Premadi, Margana, Pamadya, Dananjya, Mintaraga, Ciptahening, Prabu Kariti, Kendhitatnala, Palguna, Kombang Ali-Ali, lamprong, Endra Putra, Endra Tanaya, Wijanarka.
Werkudara :Bima, Bratasena, Wijasena, Bayu Suta, Bayu Putra, Arya Panenggak, Jagal Bilawa.
Puntadewa :Yudhistira, Wijakangka, Gunatali, Krama, Ajata Satru.
Kresna :Nayarana, Padmanaba, Wresniwira, Ari Murti, Wisnu Murti, Wasu Dewa Putra, Narasinga.
Anoman :Anjani Putra, Kapiwara, Rewandapingul, Wanara Seta, Senggana, Rama Handayapati.
Duryudana :Kurupati, Suyudana, Dastradmaja, Gendari Suta, Jakapitana, Tri Panangsah, Pambangun Kuru, Kurendra Pati.
Semar :Ismaya, Badranaya, Nayantaka, Sukma Sejati, Sukma Ekalaya.
Bathara Guru :Girinata, Sang Hyang Jagad Nata, Pukulan Pramesthi, Ciwa Maha Dewa.
Kuning : Jenar, kaporanta, pita
Lanang : Jaler, jalu, priya, purusa, kakung
Langit : Boma, bomantara, akasa, antariksa, wiyat, wiyati, cakrawala, gagana, widik-widik, byoma, antarariya
Lintang : Kartika, sasa, sudama, tranggana, wintang
Macan :Mong, sardula, singa
Mangan :Boga, bukti, dhahar, madhang, nadhah, nedha
Manuk :Kaga, kukila, paksi, peksi
Manungsa :Jalma, jana, janma, manus, nara, wong
Mata :Aksi, eksi, mripat, pandulu, netra, soca
Mayit :Bangke, jisim, kunarpa, kuwanda, wangke, sawa
Buta :Asura, danuja, diyu, ditya, denawa, yaksa, kelana, raseksa, wil
Dalan :Marga, sopana, ênu, lêbuh, lurung, yana, hawan
Dewa :Absara, dewata, bathara, jawata, amara, rêsi-gana, hyang, widadara, nasa, sura
Gajah :Asti, dirada, èsthi, dwipangga, liman, dipa, diradha
Gawe :Makarya, ambangun, karya, kardi, karti, yasa
Geni :Agni, api, dahana, brama, pawaka, siking, guna, puyika, latu, puya
Getih :Ludira, rah, rudhira
Gunung :Aldaka, ancala, ardi, bukita, giri, meru, parwata, prabata, redi, wukir
Ibu :Biyang, biyung, indhung, puyengan, rena, wibi
Ireng :Cemeng, langking, kresna, jlitheng
Abang :Abrit, mbranang, dadu, jingga, merah, rekta
Alas :Wana, bana, tarataban, girang, lirang, utan, baga, wulusan, wêlahan, wanawasa, wanadri, jênggala, kênana
Anak :Suta, putra, sunu, yoga, siwi, wêka, tanaya, atmaja, siwaya, ja, patut, banu
Angin :Riwut, bajra, sindhung, anila, bayu, aliwawar, tata, barat, samirana, wirayang
Ati :Driya, galuh, kalbu, nala, panggalih, prana, tyas,
Awak :Angga, badan, raga.
Banyu :Her, warih, ranu, sindu, tirta, we, jala.
Bapak :Rama, sudarma, sudarmi, yasadarma, yayah
Bledheg :gludhug, grah, guntur, gumita, pater, thathit Bajra, erawati, gelap,
Bumi :Bawana, buwana, bantala, basundra, jagad, kisma, mandhala, pratiwi, pratala.
Iwak :Mina, jita, matswa, oti, wiyangga, mira, maswa
Jaran :Swa, aswa, turangga, wajik, undhakan, kalangkya
Jeneng :Bisikan, parab, juluk, têngran, sêbut, wêwangi, asma, sambat, têngêran
Kali :Bangawan, lepen, loh,narmada
Kanca :Kanthi, rowang, rewang, graya, pasaya
Kayu :Kadi, kadya, lir, mimba, pendeh, pindha, yayah
Kebo :Maesa, misa, mundhing
Kembang :Kusuma, padma, puspita, sekar
Kethek :Juris, kapi, munyuk, palwaka, pragosa, rewanda, wanara, wre
Kraton :Dhatulaya, kadhaton, kadhatun, pura, puri
Mati :seda Antaka, ngemasi, lalis, lampus, layon, lena, mancal donya, murud, padhem, palastra, pralaya, pralena
Misuwur :Kajanapriya, kajuwara, kalok-kaloka, kasub, kawarti, kasusra, kawentar, kondhang, kongas, kontap
Omah :Graha, griya, panti, wisma, yasa
Panah :Astra, bana, jemparing, naraca, sara, warastra
Pandhita :Ajar, dwija, dwijawara, maharsi, mahayeksi, muni, resi, suyati, wiku, wipra,
Perang :Bandayuda, jurit, laga, pupuh, rana, yuda
Pinter :Guna, lebda, limpad, nimpuna, putus, wasis, widagda, widura, wignya
Putih :Dwala, pingul, seta
Ratu :Aji, buminata, bumipati, dhatu, katong, naradipa, naradipati, narpa, narpati, narendra, nareswara, nata, pamasa, parameswara, raja, sri, sribupati
Rembulan :Badra, basanta, candra, lek, sasadara, sasangka, sasi, sitoresmi, sitengsu, wulan
Rambut :Rikma, weni, keswa, roma, sinom, jatha, rema
Segara :Ernawa, jalanidhi, jaladri, laut, samodra, tasik, udaya
Sedhih :Duhkita, kingkin, margiyuh, rimang, rudah, rudatin, rudatos, rudita, sungkawa, susah, tikbra, turida, wigena
Senapati :Bretyapati, hulubalang, narawara, senapatya
Sirah :Kumba, murda, mustaka, ulu, utamangga
Selamet : Basuki, raharja, rahayu, swasta, sugeng, yuwana, widada
Srengenge :Arka, aruna, bagaskara, bagspati, baskara, dewangkara, pradangga, raditya, radite, rawi, surya,
Ula :Naga, sarpa, sawer, taksaka
Wadon :Dayinta, dyah, gini, juwita, kusuma, putri, retna, rini, wanita, wanodya, widawati
Weruh :Anon, myat, priksa, udani, uning, uninga, upiksa, wikan, wrin
Selasa, 07 Oktober 2025
Asking for Opinion and Giving Opinion - Analitycal Exposition
Asking
for Opinion and Giving Opinion
Asking
for Opinion in an Informal Situation
·
What do you think about …? (Apa pendapatmu tentang…?)
·
What’s your opinion about…? (Apa pendapatmu tentang…?)
·
How do you feel about…? (Bagaimana perasaanmu tentang …?)
·
Any comments? (Ada komentar?)
·
How about…? (Bagaimana tentang…?)
·
I need your opinion about … (Aku butuh pendapat kamu tentang …)
· In your honest opinion…? (Menurut pendapat jujur kamu …?)
Formal
Situation
· Would
you give me your opinion on banning
fast food in school?
· Do
you have any idea about banning
fast food in school?
· What
is your view on banning
fast food in school?
· What do you think about banning smartphone in school?
Giving
Opinion
· I
personally believe that
….
· According
to me, ….
· In
my opinion, ….
· I
think that ….
· I totally agree / disagree that….
Senin, 29 September 2025
Hortatory Exposition Text
Pengertian Hortatory Exposition Text
Hortatory exposition text adalah teks eksposisi
yang bertujuan meyakinkan pembaca untuk melakukan
tindakan tertentu atau mengubah pandangan mereka tentang suatu
masalah. Teks ini biasa disebut juga dengan persuasive exposition.
Karena bersifat
persuasif, hortatory exposition text seringkali
didukung oleh alasan moral atau nilai-nilai tertentu agar pembaca setuju dengan
pandangan atau pendapat penulis, kemudian dapat mengambil langkah-langkah
konkret sesuai dengan apa yang disarankan.
Contoh topik yang cocok untuk hortatory exposition text adalah kampanye sosial seperti pentingnya menjaga lingkungan, mengurangi global warming, peduli kebersihan dan kesehatan dan lain-lain
Hortatory Exposition Text
Structure
Hortatory exposition text memiliki 3 struktur,
yaitu:
1. Introduction / Thesis
As usual, struktur sebuah teks
biasanya akan dimulai dengan introduction atau thesis. Dalam hortatory
exposition text, pada bagian ini penulis bisa memperkenalkan topik atau
masalah yang akan dibahas serta menyajikan pendapat atau pandangan yang akan
dijelaskan lebih lanjut dalam teks.
Pendahuluan ini bertujuan
untuk memperkenalkan pembaca kepada isu yang akan dibahas dan membuat mereka
tertarik untuk membaca lebih lanjut.
2. Argument
Struktur kedua dari hortatory
exposition text yaitu arguments atau
alasan yang mendukung pendapat / pandangan sang penulis terkait dengan topik
yang dibahas. Argumen-argumen ini umumnya akan didukung oleh fakta, data,
atau bukti yang relevan untuk memperkuat persuasinya.
Supaya lebih meyakinkan,
penulis juga bisa menggunakan analogi, perbandingan, atau contoh konkret untuk
memperjelas pendapat yang sudah dikemukakan di awal.
3. Recommendation
Terakhir, penulis bisa
menutup teks dengan memberikan recommendation, yakni berupa saran
atau ajakan kepada pembaca tentang tindakan yang harus diambil atau pandangan
yang harus diadopsi berdasarkan pada argumen yang telah disajikan
sebelumnya.
Rekomendasi ini dapat
berupa ajakan untuk bertindak, mengubah perilaku, atau mengadopsi pandangan
tertentu terkait dengan topik yang dibahas.
Sabtu, 27 September 2025
Ranti atau Leunca tanaman liar yang bermanfaat
Nama lokal daerah : Leunca (Sunda), Ranti (Jawa), anti, Bobosa (Maluku)
Nama asing : long kui (Tiong Hoa), enab el-deeb (Arab)
Nama latin : Solanum nigrum L.
Sinonim : S. fistolosum Rich, S. nodiflorum Jacq. Solanum guineense (L) Lam. (Iwu, 1993; Wijayakusuma, 2005).
Selasa, 23 September 2025
Menyusun Buku Antologi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), antologi adalah kumpulan karya tulis pilihan dari seorang atau beberapa orang pengarang. Secara lebih luas, antologi juga bisa diartikan sebagai kumpulan karya sastra (seperti puisi, cerpen, atau prosa) yang sejenis dan memiliki tema yang sama, yang kemudian dibukukan dan diterbitkan. Namun, membuat buku antologi yang baik bukanlah sekadar mengumpulkan tulisan lalu menerbitkannya. Tulisan perlu di kurasi, melalui proses editing, dan membuat strategi yang cermat agar antologi terasa berurutan, mengalir, dan memiliki daya Tarik tersendiri.
Antologi bukan sekadar kumpulan karya, melainkan membuat buku Antologi adalah sebuah proyek kreatif dan kolaboratif yang membutuhkan penyatuan ide di bawah satu tema besar yang sesuai dengan minat para penulisnya.
Buku Antologi dapat berbentuk:
- Kumpulan cerpen bertema tertentu
- Puisi dari berbagai penulis dengan tema tertentu
- Kumpulan Essay, artikel dengan tema tertentu
- Surat-surat pribadi atau memori kolektif
Menentukan Tema Antologi :
Tema adalah “urat nadi” sebuah antologi , tanpa tema yang jelas dan kuat, antologi akan terasa longgar dan tidak fokus. Tema membantu menjaga konsistensi antara satu karya dan karya lainnya. Memberikan arah bagi para kontributor dalam menulis dan Meningkatkan daya tarik pembaca, serta mempermudah untuk mempromosikannya
Tips menentukan tema:
- Pilih tema yang cukup luas untuk memungkinkan variasi, tapi cukup spesifik untuk menjaga kesatuan.
- Pertimbangkan segmen pembaca
- Tujuan pembuatan buku antologi
Selanjutnya Pilih tema dan judul yang anda minati agar proses editing dan penyusunan tetap bersemangat. Pertimbangkan konteks kewilayahan, dan sosial budaya. Misalnya daerah, desa atau kelompok masyarakat, komunitas yang dekat dengan penulis maupun pembaca.
Contoh tema antologi:
- “Jejak Perempuan dalam Sejarah”: Cerita pendek, esai, dan puisi tentang pahlawan wanita dari berbagai era.
- “Musim dan Rasa”: Puisi tentang pengalaman manusia dalam tiap perubahan musim.
- “Kota Pertama”: Memoar dan cerita tentang pengalaman hidup pertama kali di kota besar.
- “Cerita Pepunden dari Madiun” cerita-cerita rakyat dan sejarah situs budaya yang ada di madiun
- “Situs mistis Pasar Pundensari dan kisah-kisah lainnya” kumpulan essay tentang kearifan lokal yang ada di wilayah Madiun
Menyusun Rencana dan Struktur Buku
1. Perencanaan :
- Jumlah kontributor: Tentukan sejak awal agar proporsi konten seimbang. Misalnya 10–20 penulis.
- Panjang total buku: Ideal untuk antologi adalah sekitar 150–250 halaman.
- Timeline pengerjaan: Buat jadwal ketat mulai dari open call, seleksi, editing, hingga cetak.
- Format tulisan:
- Esai: 1000–2.500 kata
- Artikel : 1.000 – 3.000 kata
- Puisi: bebas tapi maksimal 40 baris
- Ukuran kertas : A4 ( lebar 21 cm Panjang 29,7 cm)
- Spasi 2,5 cm
- Font : Tahoma 12 atau New times roman 12
2. Struktur antologi:
- Pembukaan: Kata pengantar editor atau kurator.
- Daftar kontributor: Profil singkat setiap penulis.
- Cover buku:
- Harus mencerminkan tema besar.
- Warna, ilustrasi, dan tipografi harus harmonis dan “eye-catching”.
- Layout isi: Gunakan satu kolom untuk prosa; dua kolom kecil cocok untuk puisi. Pastikan font konsisten (misal, Tahoma 12 untuk teks isi).
- Pertimbangkan jasa desainer grafis profesional untuk hasil maksimal.
3. Menerbitkan Buku Antologi
Tentukan penerbitan sesuai kebutuhan dan tujuan.
1. Self-publishing: Platform seperti Amazon KDP, Google Play Books, atau lokal seperti Penerbit Deepublish. Anda mengontrol harga, cover, dan distribusi, tapi semua biaya di tangan Anda.
2. Penerbit mayor: Biasanya lebih selektif, Prosesnya panjang tapi mendapatkan bantuan profesional dan jaringan distribusi luas.
3. Pastikan mengurus ISBN di Perpusnas agar buku Anda resmi terdaftar.
Sumber:
https//haqipublisher.com/Panduan Lengkap Cara Menulis Buku Antologi (diakses tanggal 24 September 2025)
Kontributor : Admin W-ijen
Bagaimana Menulis essay yang menarik dan terpercaya?
Bagaimana Menulis essay yang menarik dan terpercaya?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KKBI), esai atau essay adalah karangan prosa yang membahas suatu
masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.
Singkatnya, essay ini adalah tulisan yang isinya sebuah opini,
gagasan terhadap terhadap sebuah isu, kondisi atau peristiwa. Karena essay berisi
gagasan penulis, maka diperlukan fakta-fakta pendukung untuk memperkuat argumentasi
dan membutuhkan penjelasan yang lebih rinci.
Agar pembaca tertarik maka dalam
menulis essay sebaiknya tidak terlalu banyak meng copy paste tulisan-tulisan
yang sudah ada. Jika memang mengambil tulisan dari artikel lain maka penulis
diharuskan menuliskan sumber secara jelas. Tulisan tidakboleh di copy paste apa
adanya, penulis harus melakukan modifikasi atau penyesuaian-penyesuain agar
konteks penulisan seuai dengan gagasan dan tujuan penulisan essay.
Mari kita mencoba Menyusun essay dengan Langkah senagai
berikut :
1. Rumuskan masalah dari isu, kondisi atau peristiwa yang ada. Rumusan masalah
harus berdasarkan penelitian, analisis, deskripsi, perbandingan, dan sebagainya.
Penulisan essay berlandaskan sudut pandang yang luas dan secara umum bisa
diterima oleh pembaca. Karena essay bukan merupakan kritik sastra yang hanya
berdasarkan penilaian personal.
2. Memberi argumentasi, menjelaskan argumen dan memasukkan fakta pendukung,
oleh karena itu penulis perlu melakukan riset dan merangkum berbagai
fakta-fakta dari sumber terpercaya untuk memperkuat argumen. Penulis perlu
melakukan observasi langsung, wawancara, mendokumentasi dan melakukan kajian
literasi dengan mencari berbagai macam sumber yang ada.
3. Susunlah menjadi beberapa paragraph yang berisi :
-
Pendahuluan / orientation
-
Isi / Argumentation
-
Kesimpulan / reorientation
Syarat
Teknis penulisan :
-
Biasanya essay terdiri
dari 1000 s.d. 3000 kata
-
Ukuran kertas : A4 (
lebar 21 cm Panjang 29,7 cm)
-
Spasi penulisan 2,5 cm
-
Font : Tahoma 12 atau New
times roman 12
-
Tulisan disertai foto
atau gambar ilustrasi
4. Tuliskan sumber dan rujukan untuk
menghindari tindakan plagiarisme dan juga menjadi bukti bahwa sumber yang digunakan
memang valid.
5. Baca kembali essay kamu secara perlahan dan teliti untuk
memastikan apakah tulisan sudah benar, mudah dipahami atau belum. Selain itu, cek
Kembali tata bahasa dan kosakata yang digunakan agar essay enak dibaca dan
benar dalam penulisannya.
Sumber:
https//:zenius.net/5
Cara Menulis Essay (diakses tanggal 24 September 2025)
Kontributor :
Admin W-ijen
Kamis, 18 September 2025
Koetil: Akhir Tragis Jagal Gerakan Tiga Daerah
Koetil: Akhir Tragis Jagal Gerakan Tiga Daerah
Dia muncul secara mendadak sebagai tokoh penggerak massa rakjat yang menjadi sangat populer dan disegani. Karena dia selalu muncul di tengah-tengah gerakan massa, maka dia lebih dikenal rakjat daripada pemimpin Tiga Daerah yang sebenarnya sehingga Tiga Daerah dikenal sebagai Gerakan Kutil.
Peristiwa Tiga Daerah akhirnya diidentikkan dengan nama Koetil. Lalu siapa sebenar Koetil, hingga akhirnya berakhir tragis diujung pelor regu tembak mati tahun 1951 setelah sebelumnya malang melintang dan dicap sebagai pesakitan politik. Tidak ada yang mengetahui bahwa saat tahanan politik Tiga Daerah dikumpulkan di penjara Wirogunan Yogyakarta bubar akibat Agresi Militer I 1947, hingga sempat melarikan diri ke Batavia dan tertangkap di sana tahun 1950. Yang belum banyak diketahui bagaimana ia tertangkap pendudukan Belanda di Batavia dan diserahkan ke pemerintahan Republik Indonesia Serikat tahun1950.
Ia lebih populer dengan sebutan Koetil. Makna ini lebih ke arah peyoratif. Dalam beberapa hal istilah “kutil” merujuk pengertian nama bintil kecil yang memenuhi kulit. Dari tuturan Anton Lucas pada One Soul One Struggle: Region and Revolution in Indonesian (1991), Kutil memiliki bintil-bintil di mukanya, yang kemudian hilang sesudah dewasa. Makna kedua, arti kutil dimaknai sebagai tukang ngutil alias mengambil barang tanpa sepengetahuan si pemiliknya. Atau tukang copet. Namun penulis lebih berpendapat bahwa nama Kutil disematkan karena ada paraban (julukan) yang melekat secara fisik.
Lalu siapakah nama sebenarnya Kutil? Nama aslinya Sakhyani. Tetapi dalam kutipan Pengadilan Negeri Pekalongan No. 1/1950 menyebutkan nama Amat Saleh sebagai nama lain dari Kutil. Dari beberapa nama mungkin Syakhani yang banyak disebut sebagai nama asli Koetil.
AMRI Talang dan Panggung Tiga Daerah
Koetil menjadi pencerminan mobilitas sosial saat ruang pentas Revolusi 1945 memberikan panggung bagi orang-orang biasa menjelma sebagai aktor-aktor yang diperhitungkan dengan sepak terjangnya. Ini mengingatkan film satire naskah Asrul Sani dan disutradarai MT Risjaf tentang Nagabonar dengan aktor Dedy Mizwar. Jagad Revolusi 1945 yang heroic dijungkirbalikkan pencopet Nagabonar. Tanpa terkecuali dengan Koetil yang semula tukang cukur di Kajen hingga ke Talang hingga menjadi komandan laskar Angkatan Moeda Repoeblik Indonesia (AMRI) Talang dalam bulan Oktober 1945. Posisi sebagai pimpinan badan kelaskaran serta pengaruhnya di wilayah Talang menjadikan dirinya bak raja seperti layaknya seorang Gubernur Jenderal lengkap dengan uniformnya (lihat arsip laporan Algemene Politie Semarang Hoofdcommisariat Crimenele Recherche, 8 Juli 1949).
Laporan dari Dinas Reserse Kriminal menarik soal catatan tentang Kutil yang saat peristiwa Tiga Daerah dicap sebagai algojo bersama pengawal lainnya yang bernama Moekri. Ketenaran dan kekejaman Kutil sebagai algojo dikenang dalam memori Mr. Besar Martoatmodjo saat Koetil menggerakkan massa Kabupaten Tegal menuju Tegal Kota 4 November 1945:
“…..jam 6 sore tibalah mereka (ber) selempang Jnur kuning, seraya bersama-sama bertahlil : La illa haillillah yang tak ada putus-putusnya, sehingga menggetarkan hati sungguh-sungguh bagi setiap orang yang mendengarkan dengungan suaranya yang begitu seram. Mereka bersenjatan cocolan bambu, keris, pedang dan sebagainya. Sedang pemimpin-pemimpinnya berpakaian yang serba seram yaitu kebanyakan berpakaian serba hitam serta ikat kepala hitam dan bercelana komprang dan bersenjata pedang. Ada juga yang naik kuda”.
Korban eksekusi Koetil dan kelompoknya menimpa pada Mardjono Wakil Ketua Komite Nasional Indonesia (KNI) Tegal yang menerima penyerahan kedaulatan kekuasaan dari pemerintahan status quo. Mardjono berkeinginan menunjukkan bukti-bukti penyerahan pada kaum revolusioner di Talang dan Slawi. Bersama Wedana Adiwerna, Mohammad Ikhsan dan sopir Soemardjo menuju markas AMRI Talang. Cerita Mr. Besar menyebutkan bahwa belum sampai di Talang, tepatnya di Pagogangan, mobil (konon mobil jenis For Mercury warna kuning ini dijadikan kendaraan oleh Koetil). Mereka dihentikan oleh ratusan massa dan ketiga penumpangnya dipaksa keluar dan diikat. Massa di Pagongan merupakan kelompok yang hendak long march ke Tegal kota. Mardjono dan Ikhsan menjadi martir Tiga Daerah.
Yang selamat dari keberingasan kelompok Koetil adalah sopir Soemardjo. Toh masih menurut penuturan Mr. Besar, walau selamat Soemardjo mengalami traumatik :
“…..Akan tetapi terbawa oleh perasaannya yang sangat takut Ketika mendapatkan siksaan yang baru dialaminya. Maka setibanya di rumah, ia menderita sakit hamper satu bulan lamanya. Dalam mana ia masih ada di dalam sakit itu, setiap waktu bangun lalu seperti orang terkejut , kemudian berteriak-teriak minta tolong dengan gerak-gerik yang memilukan hati”.
Kuatnya basis massa Koetil di Talang menjadikan siapapun yang hendak menuju Slawi atau selatan saat melewati Talang, maka sama halnya dengan meregang nyawa. Pilihan antara hidup dan mati. Sebelum long march ke Tegal serangkaian vergadering (rapat-rapat terbuka) antara lain di Oedjoengroesi dan Doekoehwringin.
Long march yang digerakkan kelompok Koetil mencetuskan aksi dombreng. Korbannya yang salah sasaran menimpa R.A Kardinah (saudara R.A Kartini dan R.A Roekmini). Kardinah merupakan isteri dari Bupati Tegal Reksonegoro X. Yang menjadi sasaran adalah putranya yang yaitu Bupati Sunarjo Reksonegoro. Rumah Pungkuran (sekarang menjadi swalayan di kota Tegal) menjadi sasaran massa. Kardinah bersama cucu perempuan dan pembantu dipaksa mengenakan pakaian karung goni dan dipermalukan serta diarak keliling kota hingga berhenti di Kejambon (di depan rumah sakit yang sekarang bernama RSUD Kardinah). Konon sebgaimana diceritakan Kembali oleh Yono Daryono dalam tulisan tentang Kardinah (2018) aksi dombreng Kardinah mengakibatkan trauma baginya, bahkan mendengar nama Tegal. Hingga ia dibujuk untuk kembali ke Tegal tahun 1977 dari Salatiga, tempat terakhir beliau bermukim.
Sirkulasi kekerasan menjadi bagian dari meletusnya revolusi sosial Koetil nyaris seperti tokoh Robbespierr-nya Revolusi Perancis dengan “Pemerintahan terornya. Hukuman mati yang dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri Pekalongan 21 Oktober 1946 tak bisa dilaksanakan karena pada 21 Juli1947 meletus Agresi Militer I Belanda yang berdampak bagi diungsikan tahanan politik Tiga Daerah dari Wirogunan Yogyakarta ke wilayah selatan Pekalongan. Namun Koetil berhasil melarikan diri ke Batavia, hingga ia dikenali kembali oleh warga Slawi bernama Kasbi alias Samsuri. Ia tertangkap di desa Kebon Kacang gang II onderdistrik Tanah Abang.
Saat ditangkap ia masih menjalani profesi sebagai tukang cukur. Koetil menjadi pertukaran tahanan politik saat penyerahan kedaulatan tahun 1950 dan dikirim ke Pemerintah RIS dititipkan Semarang. Koetil kembali mendiami “hotel prodeo” Pekalongan 13 Februari 1950. Koetil sempat mengajukan grasi kepada Presiden Soekarno melalui surat tertanggal 1 Agustus 1950. Namun grasi tersebut ditolak melalui keputusan Presiden Nomor 336/G Tahun 1951 tertanggal 24 April 1951, yang isinya menguatkan keputusan Jaksa Soeprapto di tahun 1946 yang dikuatkan oleh keputusan Hakim Pengadilan Negeri Pekalongan tanggal 8 April 1950 Mas Mardiman Tjokrodiredjo.
Menurut Anton Lucas (1991: 310) ia dieksekusi pada 5 Mei 1951, di pantai dekat Pekalongan. Ia memilih dieksekusi sembari berjongkok dan menolak ditutup matanya oleh regu tembak Komando Militer Kota dengan pimpinan regu tembak Soedharmo yang pernah menjadi komandan TKR Resimen XVII Pekalongan saat Peristiwa Tiga Daerah.
Koetil menghadapi desingan pelor, bersamaan kabut misteri dimana makamnya. Dan Koetil menjadi warga Indonesia yang dihukum mati pertama oleh Pemerintah RI. (*)
Wijanarto, Sejarawan


