Senin, 18 Mei 2020

Mengenal Pusaka Madiun


NOTULEN
JAGONGAN BUDAYA  RAMADHAN  1441 H / 2020 M
LESBUMI MATARAMAN
Putaran II  Senin 17 Mei 2020

Tema: Mengenal Pusaka Madiun

Berbicara tentang Kabupaten Madiun Madiun tidak lepas dari serangkaian sejarah yang melingkupinya. Mulai dari Era Medang, Ngurawan, Demak dilanjutkan Matarams sampaiPalihan Nagari. Dalam perjalanan sejarahnya, Kabupaten Madiun banyak memilikip pusaka-pusaka yang dianggap sebagai andalan yang sampai sekarang terpatri dalam memorim masyarakatm cerita legenda, babad bahkan sampai seni tradisional (ketoprak). Ketika
berbicara mengenai pusaka piandel Kabupaten Madiun, maka orang akan langsung ingat KerisT TundungM  namun sebenarnya Tundung Mediun itu bukan lah nama keris melainkan namaM Mpuyang bernama MpuTundung ing Mediun. Beliau tak lain dan tak bukan adalah Mpu Ki Nom
atau Mpu Supo Anom putra dari Mpu Supo Mandrangi.
Kembali pada pusaka andalan kabupaten Madiun, dari apa yang saya lihat dan pelajaris semenjak tahun 2000 sampai dengan 2009, ada 6 pusaka agul-agul Kabupaten Madiun baik asli maupun putran (duplikat). Pusaka - pusaka tersebut adalah pusaka yang memiliki rekam jejak sejarah KabupatenM mulai Purabaya sampai Palihan Negari. Pusaka piandel Kabupaten Madiun sampai sekarang ini ada 6 pusaka, berupa 3 buah keris dan 3 buah tombak. Pusaka tersebut adalah:

1.Keris Kyai Kala Gumarang (putran/duplikat)
2. Keris Kyai Balenata (putran/duplikat)
3. Keris Kyai Bima Hamerta
4. Tombak Kyai Blabar
5. Tombak Kyai Sidem Pengayom
6. Tombak Kyai Pengasih

Adapun keterangan dari masing-masing pusaka adalah sebagai berikut:

1.Keris Kyai Kala Gumarang (Putran/duplikat)
Inilah keris yang dibawa oleh GKR. Retna Djumilah saat berhadapan dengan Panembahan Senapati Keris ini berdapur Tilam Upih (lurus) dengan pamor Wos Wutah dan ada tambahan pamor tiban (pamor yang muncul dengan sendirinya) berupa pamor Ilkhas (pamor ini berbentuk seperti angka 8) terletak di bagian sor-soran keris. Keris Kyai Kala Gumarang ini diperkirakan dibuat era Tuban (tangguh tuban). Inilah keris yang mampu membuat gentar Panembahan Senapati saat berhadapan dengan GKR. RetnaDjumilah meski saat ituPanembahan Senapati telah menggunakan sebuah pusaka dari Kadilangu bernama Jas Kyai Gundil (pusaka Sunan Kalijaga). Dikisahkan dalam babad atau dalam cerita ketoprak, demi terhindar dari ampuhnya Kala Gumarang, Panembahan Senapati menggunakan taktik merayu  Retna Djumilah hingga akhirnya beliau berkenan diboyong ke Kutha gede untuk menjadi Prameswari disana, dan saat diboyong ke Mataram, Kyai Kala Gumarang berganti nama  menjadi Kyai Kala Gupita. Keris Kyai Kala Gumarang yang ada di Kabupaten Madiun saat ini adalah putran (duplikat) dari  Kyai Kala Gumarang yang asli. Putran Kala Gumarang dibuat pada masa pemerintahan Bupati   KRH Djunaedi Mahendra tahun2004 oleh seorang Mpu Keris dari Surabaya bernama Mpu KRT Sukoyo Hadinagoro. Dalam acara pameran pusaka dalam rangka peringatan Hari Jadi  Kabupaten Madiun tahun 2004 keris ini diberikan oleh Almarhum Sinuwun Pakubuwana XII yang sekaligus Beliau berkenan untuk membuka dan meninjau Pameran Pusaka di Pendapa Muda  Graha saat itu.

2. Keris Kyai Balenata (Putran/duplikat)
Inilah sebenarnya yang oleh kebanyakan orang salah kaprah disebut sebagai KerisTundung Mediun. Seperti yang sudah saya sampaikan di awal tadi, Tundung Madiun adalah nama samaran Mpu Ki Nom (SupoAnom) saat mengungsi ke Madiun (Purabaya) dan berganti nama menjadi Mpu Tundung ing Mediun. Keris Kyai Balenata ini berdhapur Parungsari (luk13)  dengan pamor wengkon dan ada pamor tiban ilkhas disor-soran keris. Keris ini diperkirakan   dibuat pada era Pajang.  Inilah pusaka yang oleh masyarakat Madiun dikenal dengan namaTundung Mediun, Saat di Madiun inilah Mpu Ki Nom membuat keris Kyai Balenata disebuah sendang bernama Sendang Penguripan yang saat ini petilasannya ada didaerah Kuncen Demangan Kota Madiun.  Putran atau duplikat Kyai Balenata ini dibuat kira-kira tahun 2000
 
3. Keris Bima Hamerta
Keris ini dibuat pada tahun 2010 sehingga disebut Keris tangguh Kamardikan. Keris ini terbuat dari logam-logam yang dikumpulkan dari 15 Kecamatan di Kabupaten Madiun dan  disepuh dengan air dari 17 sendang yang ada di 15 Kecamatan Kabupaten Madiun ditambah air dari sumur kuno yang ada di Pendapa Kabupaten Madiun serta air dari Sendang Penguripan Kuncen. Keris Bima Hamerta ini berbentuk keris Luk 15 dan dibuat oleh RM Harry Sumardianto (Dewan Guru Pencak Silat Persaudaraan Rasa Tunggal). Keris ini dibuat sebagai penanda  kesatuan 15 Kecamatan di Kabupaten Madiun.
Sekarang kita lanjut kepusaka berwujud tombak

4. Tombak Kyai Blabar
Inilah tombak pusaka yang dipakai oleh Raden Rangga Prawiradirja III Bupati wedana Amancanegara Brang Wetan era Kasultanan Yogyakarta yang dimakamkan di Giripurno GunungBancak Kabupaten Magetan. Sebagaimana kita ketahui, demi melawan dominasi Belanda eraDaendels, Raden Rangga Prawiradirja III mengobarkan perlawanan hingga akhirnya gugur di DesaSekaran, tepi Bengawan Sala pada tanggal 17 Desember 1810. Kelak perjuangan Raden  Rangga Prawiradirja III ini dilanjutkan oleh putranya yang berasal dari selir yang menjadi Senapati Pangeran Diponegoro yaitu, Alibasah Sentot Abdul mustopo Prawiradirjo.
Tombak  ini hingga saat sekarang di simpan di Kamar Pusaka Pendapa Muda Graha bersama pusaka2 yang lain.Untuk pusaka Tombak Kyai Blabar ini masih pusaka yg asli, bukan duplikat

5.Tombak Kyai Sidem Pengayom (Sidem Kayom)
Pusaka ini sejarahnya merupakan pusaka pikukuh penetapan desaTaman (sekarang terletak di Kecamatan Taman Kota Madiun) sebagai Desa Perdikan oleh Ngarsa dalem Hamengkubuwana I. Desa Taman ditetapkan sebagai desa perdikan karena di desa ini terdapat Masjid dan Makam Taman sebagai Makam Bupati Madiun mulai Bupati Rangga Prawiradirja I  hingga Raden Rangga Kusnendar (Pudak Sinumpet). Bupati Raden Rangga Prawiradirja I yang terkenal dengan julukan Gegedhug Sukawati (jagoan dari Sukawati) merupakan senapati dari  Pangeran Mangkubumi (kelak bergelar HB.I ) saat Perang Palihan Nagari. Raden Rangga Prawiradirja I diangkat sebagai Bupati Wedana Mancanegara Brang Wetan menggantikan Raden  Mangkudipura yang dimutasi sebagai Bupati Caruban. Setelah wafat, Raden Rangga  Prawiradirja I dimakamkan dibelakang Masjid Kuno Taman.

6.TombakKyaiPengasih
Untuk Tombak Kyai Pengasih ini mohon maaf saya tidak bisa memberikan gambaran, namun sekedar pengalaman saya saat masih aktif sebagai penyelenggara pameran pusaka di Kabupaten Madiun tombak Kyai Pengasih ini saat pameran pusaka selalu disandingkan dengan  tombak Kyai Blabar.

Demikian apa yang bisa saya sampaikan mengenai mengenal Pusaka Andalan KabupatenMadiun, monggo dhumateng para sedulur ingkang badhe paring pitakenan, nambahi sahaparing panyaruwe kula sumanggakaken.
Diskusi malam ini tidak menutup kemungkinanbarangkali ada para sedulur yang ingin bertukar pengetahuan tentang perkerisan sayapersilakan.

Pangapunten dalem malah badhen yuwun pirsa:
1.keris kyai. Kala Gumarang & Balenata menika putran nggih??..ingkang asli sameniko wonten pundi..trus dapuripun menopo niko??
2.ugi kyai Bimahamerto ugi tombak2 meniko klebet dapur nopo mawon
3.manawi wonten fotonipun pusaka2 meniko???
4.menawi keris/pusaka saking sewulan pripun babaripun?

Nggih kula jawab setunggal mbaka setunggal.....keris Kyai Kala Gumarang pada erapemerintahan Bupati Djunaedi Mahendra, Beliau pernah melacak keberadaan pusaka tersebut diKraton Surakarta dan Yogyakarta, dan keduanya mengklaim memiliki keris tersebut. Oleh karenaitu maka pd tahun 2004 saat Sinuwun PB XII masih sugeng, Beliau berkenan untuk memberikanputran keris Kyai Kala Gumarang pd Pemkab Madiun,
Sedangkan untuk Kyai Balenata pangapunten sampai saat ini saya tdk mengetahui keberadaannya.

Untuk Keris Bima Hamerta berbentuk kerisluk 15, Bima Hamerta ini dhapur (bentuk) keris baru,belum ada pada pakem keris.

Untuk tombak saya hanya mengetahui bentuknya,yaitu untuk Kyai Blabar berbentuk Luk sedangkan Sidem Pengayom dan Pengasih berbentuk lurus seperti Bimakroda (kurda). pesi ngagem kembang cengkeh kados magetinan.

Karena pemahaman saya yang benar adalah Djumilah, yg barangkali krn lafal lambat laun jadi Dumilah.

Dhapur Tilam Upih dan Parungsari gambar tersebut sumbernya dari buku Dhapur
karangan KGPH Hadiwijaya yg diterbitkan oleh YayasanDamartaji Jkt.

Kebijakan Kraton Mas... Pusaka yg sdh masuk kamar pusaka kraton mboten kepareng medalmalih kejawi wonten palilah saking Sinuwun.

Ciri-ciri yang membedakan pusakan madiun dg daerahlain.....Dari bentuk,bahan,atau,
sehingga jika sekilas kita melihat bisa langsung disimpulkan"Oh...ini pusakan Madiun"

Dulu pernah tanya pd Empu Keris terkenal dr Surabaya, juga seorang empu kondang, bahwakeris tangguh Madiun itu ciri khasnya mesti ada beda antara sisi satu dengan yg lain dalampembuatan ricikan, misalnya dalam membuat pijetan atau blumbangan mesti ndak sama
kedalamannya antara sisi satu dengan yg lain (slenca).

Tadi ada yg nanya apa Mpu Nom sama dengan mpu Suro jawabnya beda....Mpu Nom adalah sebutan bagi Mpu Supo Anom, sedang Mpu Suro itu Mpu Jaka Suro.

Sepuh tidaknya keris itu mesti melihat tangguhnya dulu Kang....
Misalnya Pajajaran itu lebih sepuh daripada tangguh Pajang.

Dulu 2005 pernah ada pelatihan di Sewulan lho untuk membuat keris
dan hasilnya yg dua bilah masuk ke dalam koleksi di kamar pusaka Pendapa Muda Graha. Dapur Tilam upih dan Dapur Pandawa.

Narasumber : Chandra Bagus, Lesbumi / Dwija Pacitan
Notulen : Gus Jenggo Lesbumi Ponorogo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar