Makam Kyai Abdurrahman dan Masjid Kuno Tegalrejo Magetan |
Ki Ageng Mageti dan Nyai Mageti,1650 babat desa Gandong Kidul (sekitar alun-alun) menjadi cikal bakal Magetan
Petilasan/ makam Empu Supo (Dsn. Mandang
Desa Plumpung Kecamatan Plaosan)
Patih Nrang Kusumo dan Patih Ngariboyo II
(Dukuh Njelok Desa Bulukerto Kota Magetan)
Bupati Raden Tumenggung Yosonegoro
1675 – 1703) diwisuda 12 Oktober 1675 dan wafat th 1703 sumare di Makam Astana
Gedhong di Kelurahan Tambran Kecamatan Kota Magetan
Makam Sasonomulyo Dukuh Sawahan
Desa Kapolorejo Kota Magetan terdapat makam-makam bupati Magetan
RMT. Ario Suryo (Pahlawan Nasional, Bupati Magetan
1938-1943,1945-1948 Gub. Jatim pertama)
di makamkan Jl Salak, Sawahan kota Magetan.
Kyai Naladipa (Kyai Ageng Kembang Sore) kyai Desa
perdikan Pacalan
Kanjeng Adipati Purwodiningrat, mantan Bupati
Kertasana Berguru pada Kyai Naladipa, sedo 1806, mertua Hamengku Buwono II , beliau
di makamkan bukit Pacalan, Desa Pacalan,
Plaosan
Kyai Haji Abdurrahman mendirikan
masjid Tegalrejo 1835 M, saat muda
bernama Bagus Bantjalana Putra Kyai Achmadiya keponakan Bupati Pacitan Kanjeng
Jimat, pengikut Pangeran Diponegoro, pernah menjadi narapraja di Kasunanan
Surakarta. Makam di Dsn. Tegalrejo, Ds.
Semen Kec. Nguntoronadi
Kyai H. Imam Nawawi dan Kyai
Mustarim pendiri Masjid Kuno Taman
Arum kira-kira th 1860 M, di Dusun Godhegan, Desa Taman Arum, Kecamatan Parang,
Kabupaten Magetan
Raden Ronggo Galih Tirtokusumo (1703 – 1709) Bupati ke 2 Magetan Desa Durenan, Kecamatan
Sidorejo, Kabupaten Magetan.
Demang Sagopa, Desa Widorokandang, Panekan
Makam Adipati terung, Terung Panekan.
Makam Adipati terung, Terung Panekan.
Bupati Ronggo Prawirodirjo III, GKR.
Maduretno, Makam Kyai / mbah Kaliyah Ds. Giripurno Puncak Gunung
Bancak Magetan
Mbah Sundhul, prajurit yg punya kesaktian
pinunjul, Punden Barat Pasar kebondalem/pasar baru, Kebonagung.
KH Shidiq,1939 mendirikan Ponpes Al Fattah Temboro, th 1956 Kyai Shidiq
Wafat dalam usia kurang lebih 62 Th.
KH. Mahmud mursyid Tariqat Naqsabandiyah Al
Mujaddadiyah Al Khalidiyah di Indonesia
KH. Uzairon Thoifur Abdillah bin KH. Mahmud
th 2014 wafat
Ki
Nantang Yudo abdi kinasih Bupati Maospati Tumenggung Yudo Prawiro menyerang pertahanan Belanda yang berada di
daerah Sidowayah, Ngawi. berhasil memperoleh kemenangan besar, selesai
memporakporandakan Belanda Ki Nantang Yudo beserta prajurit pengikutnya
kembali ke Maospati. Saat perjalanan pulang melewati kali sat sebelah timur
terminal Maospati , kaki kuda yang di naikinya terantuk batu dan jatuh ke jurang
bersamanya. Ki Nantang Yudo meninggal dunia dan jenazahnya di
makamkan di Jalan Raya jurusan Madiun dan terminal Maospati ( di Lingkungan
Lanud Iswahyudi ).
Kyai
Hasan Ulama (Takeran Magetan) wafat
pada tahun 1914 M / 1337 H, pendiri Pesantren Sabilil Muttaqien (PSM) pada
mulanya bernama “Pesantren Takeran“ , KH. Imam Muttaqien putra sulung Kyai
Hasan Ulama’. Pada masa kepemimpinan KH. Imam Muttaqien masih meneruskan
pengajaran yang sama seperti KH. Hasan Ulama’. Setelah KH. Imam Muttaqien wafat
pada tahun 1936 M.
Kyai
Imam Mursyid Muttaqien mengembangkan organisasi yang
diberi nama “Pesantren Sabilil Muttaqien” dan dikukuhkan dalam rapat besar
Pesantren di Masjid Jami’ Pesantren Takeran, tepatnya pada tanggal 16 September
1943 M/9 Syawal 1362 H. Pemberontakan PKI (Madiun Affair tahun 1948)
yang mengakibatkan sebanyak 14 orang tokoh PSM termasuk Kyai Imam Mursyid
Muttaqien diculik dan dibunuh secara kejam dan biadab. Agresi Militer II
“Clash” tahun 1949. Dalam perang tersebut 4 putra terbaik/murid PSM
banyak yang gugur menjadi pahlawan bangsa. Di samping itu gedung madrasah pusat
yang baru dibangun sebanyak 6 lokal terpaksa dibumi hanguskan oleh pasukan kita
sendiri supaya tidak ditempati oleh Belanda.
Mbah Ronggo / Pangeran Kosim, ds.Keringan. seorang Pangeran Mataram era Sultan Agung yg berada di Takeran karena di praja Mataram ada konflik maka memilih untuk mandita syiar Islam.
Syeh Abdurahman eyang Blambangan, Ds. Randugede Kec. Plaosan Magetan.
Makam Modjo Sentono atau mbah Santri, Teguhan Sidokerto Sidorejo Magetan
Mbah Ronggo / Pangeran Kosim, ds.Keringan. seorang Pangeran Mataram era Sultan Agung yg berada di Takeran karena di praja Mataram ada konflik maka memilih untuk mandita syiar Islam.
Syeh Abdurahman eyang Blambangan, Ds. Randugede Kec. Plaosan Magetan.
Makam Modjo Sentono atau mbah Santri, Teguhan Sidokerto Sidorejo Magetan
Sumber :
Disarikan dari beberapa sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar