Senin, 10 Februari 2014

Wawasan Seni Tari Nusantara




RANGKUMAN
WAWASAN SENI TARI NUSANTARA

Tari Tradisional adalah tari yang telah baku oleh aturan-aturan tertentu. Dalam kurun waktu yang telah disepakati, aturan baku diwariskan secara turun menurun melalui generasi ke generasi. Tarian jenis ini telah mengalami perjalanan cukup panjang, bertumpu pada pola garapan tradisi yang kuat. Tari jenis ini biasanya memiliki sifat kedaerahan yang kental dengan pola gaya tari atau style yang dibangun melalui sifat dan karakter gerak yang sudah ada sejak lama. Contoh: tari Jathilan reog Ponorogo, Tari Gandrung Banyuwangi

Tari Non tradisional adalah tari yang tidak berpijak pada aturan yang sudah ada seperti tari tradisional. Tari jenis ini tari pembaruan. Tari nontradisional lebih mengungkapkan gaya pribadi. Contoh tarinya adalah tari karya Didik nini towok misalnya tari wek-wek, persembahan. Tari karya Bagong Kussudihardjo misalnya tari yapong, wira pertiwi. Karya Wiwik Widyastuti tari cantik, tari karya Abdul rochem tari Gitek balen, tari nandak ganjen karya Entong sukirman dll.

Tari Klasik adalah tari yang berkembang di kerajaan-kerajaan yang telah ada di Indonesia. Puncak tari klasik terdapat pada kerajaan di Indonesia khususnya di yogyakarta, Surakarta, Kasepuhan Cirebon, kerajaan Klungkung Bali.

Tari primitif merupakan tari yang berkembang di daerah yang menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Tarian ini lebih menekankan tari yang memuja roh para leluhur. Pada jaman ini jenis tarian ini sudah mulai tidak kedengaran lagi gaungnya.

Tari modern atau tari masa kini adalah bentuk tarian yang merupakan ciptaan kaum muda dan sifatnya hanya mencari popularitas dengan menciptakan rangkaian gerak yang sedang ngetrend (istilah kaum muda) dan umumnya bentuk tarian seperti ini tidak lama digemari oleh masyarakat (musiman). Bentuk tarian modern yang belum lama hilang dari pandangan kita yaitu jenis tari dengan tehnik lejitan (break dance).
Melalui upacara spektakuler seperti garebeg, sekaten, eka dasa rudra, dan galungan  yang didalamnya digelar berbagai unsur kesenian tradisional para raja menunjukkan kebesarannya

Di Surakarta, Sri Susuhunan Paku Buwono X membuka Taman Hiburan Sri Wedari dengan pertunjukan wayang orang yang main setiap malam. Masyarakat Surakarta dan sekitarnya (yang masih kuat berorientasi ke budaya istana)

Sri Sultan Hamengkubuwono VII, Di Yogyakarta, dengan restu Sultan, perkumpulan tari Krida Beksa Wirama didirikan tahun 1918 dan sejak itu tarian keraton boleh diajarkan kepada rakyat banyak

Di Bali, hadirnya Belanda mendorong seniman tari dan gamelan untuk menciptakan karya-karya sekuler yang setiap saat dapat dimainkan untuk hiburan wisatawan.

Landasan kreasi tari ada empat, yaitu:
a. Kehidupan sehari-hari, Tari yang Penyusunannya berdasarkan kejadian atau kehidupan sehari-hari.
Contoh:
- Tari Lilin (Sumatra Barat)  
- Tari Kiprah (Solo)
- Tari Rela (Sunda)  
- Tari Kebyar (Bali)
- Tari Kelana (Yogyakarta)
b. Peniruan alam dan binatang
Contoh:
- Tari Reog (Jawa Timur)  
- Tari Barong (Bali)
- Tari Merak (Jawa Tengah)  
- Tari Kuda Lumping (Jawa Tengah)
- Tari Kupu-kupu
c. Dongeng dan cerita
Contoh:
Tari Pronocitro, Roro Mendut (Jawa)

Mengisahkan cinta seorang bangsawan dengan gadis rakyat biasa
Contoh : Tari Banjaran Sari (Sunda) Bersatunya tanah Jawa dan Sunda karena perkawinan Raden Banjaran Sari dari Jawa Timur dan Ratu Galuh dari Jawa Barat

d. Permainan tradisi
Contoh:
- Tari Lenso (Maluku)  
- Perepet (Jawa Barat)
- Tari Tokecang (Jawa Barat)  
- Tor Boru (Batak)
- Jamuran, Thong-thong Bolong (Jawa Tengah)

Materi gerak tari
Setiap tari daerah mempunyai ciri khas gerak masing-masing sehingga tiap daerah berbeda. Misalnya tari Jawa gerakannya lebih halus daripada gerakan tari Sunda

Keunikan tari kreasi
Keunikan tari kreasi terletak pada pengolahan materi daerah tertentu sehingga timbul corak baru. Corak baru berupa gerak, kostum, irama, ketiganya dimodifikasi menjadi tari yang indah dan enak dinikmati.

Seni Tari Kelompok atau Berpasangan
Tari kelompok atau berpasangan adalah tarian yang dilakukan oleh sepasang penari atau lebih dari sepasang yang saling merespon atau saling terkait.
Contoh:
- Tari Gatotkaca Gandrung (Jawa Tengah)
- Tari Serampang Dua Belas (Sumatra) 

Tari-Tari Nusantara
Jawa Tengah: Tari Srimpi 5, Tari Srimpi 9, tari Bondan, tari Golek, Tari Karonsih, Tari Lawung, Tari Retnosari, Tari Panji, Tari Saptoretno, Tari Surenglaga, Tari Bondoyudo, Tari Anoman Kataksini, Tari Bondoboyo, Tari Kridohumangsah, tari Rantoyo, Tari Menak Koncar (Lumajang), Tari Menak Jinggo Dayun.

Yogyakarta: tari Bedhoyo, tari Srimpi, tari Golek Lima, adalah tari tradisional Kalsik yang digunakan untuk upacara tertentu. Pertunjukan tidak sembarang orang dapat melihat. Tarian ini biasanya terkait dengan upacara ngasung atau jengkar Sinuwun Dalem (Raja turun keprabon bertemu rakyat di peringgitan).

Jawa Timur memiliki beberapa khasanah tari seperti Tari Ngremo, Tari Topeng (Malang,Madura), tari Gandrung Banyuwangi. Tari Atandak, Tari Tayub, Tari Emprak (tari putra/putri berpakaian wanita, pertunjukan secara berkeliling, berperan seperti Tledek atau Ledek.

Tari Seudati, berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Sebuah tarian dinamis penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi dan terkenal di daerah Aceh.

Tari Saman Meuseukat, di lakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan irama yang dinamis. Suatu tari dengan syair penuh ajaran kebajikan, terutama ajaran agama Islam (Aceh)

Tari legong, merupakan tarian yang berlatar belakang kisah cuinta Raja dari lasem. Diterikan secara dinamis dan memikat hati. (Bali)

Tari Kecak, sebuah tari berdasarkan cerita dan Kitab Ramayana yang mengisahken tentang bala tentara monyet dari Hanuman dari Sugriwa.

Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi “ucapan selamat datang”, meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi.

Tari Andun, dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian guna menyambut para tamu yang dihormati.

Tari Topeng, merupakan sebuah tari tradisional Betawi dalam menyambut tamu agung.

Tari Yapong, adalah tari persembahan untuk menghormati tamu negara.
Tari Topeng Kuncaran, merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat seorang raja karena cintanya ditolak. (Jawa Barat)

Tari Merak, sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah dan memukau. (Jawa Barat)

Tari Serimpi, sebuah tarian keraton pada masa silam dengan suasana lembut, agung dan menawan. (Jateng)

Tari Bambangan Cakil, mengisahkan perjuangan Srikandi melawan Buto Cakil (raksasa). Sebuah perlambang penumpasan angkara murka. Diadopsi dari babakan pada wayang kulit pada perang Bambang Cakil

Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa, kepahlawanan. ditarikan pada waktu menyambut para tamu.

Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan dan kegagahan.

Tari Monong, merupakan tari penolak penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi. (Kalbar)

Tari Baksa Kembang, merupakan tari selamat datang pada tamu agung dengan menyampaikan untaian bunga. (Kalsel)

Tari Radab rahayu, di pertunjukan pada upacara tepung tawar, sebelum pengantin pria dan wanita di persandingkan. (Kalsel)

Tari Tambun dan bungai, Merupakan tari yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan Bungai Dalam mengusir musuh yang akan merampas panen rakyat (Kalteng)

Tari Gong, di pertunjukan pada upacara penyambutan terhadap tamu agung. Dapat pula di pertunjukan sewaktu lahir seorang bayi kepala suku.(Kaltim)

Tari perang, Tari yang mempertunjukan dua orang pemuda dalam memperebutkan seorang gadis. (Kaltim)

Tari Malinting, merupakan sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat Lampung. Menceritakan tentang kunjungan Sunan Gunung Jati ke Keraton Pulung

Tarian Lenso (sapu tangan) adalah tarian muda-mudi dari Maluku,Tarian ini biasanya di bawakan secara ramai-ramai bila ada Pesta. Baik Pesta Pernikahan, Panen Cengkeh, Tahun Baru dan kegiatan lainnya

Tari Cakalele, adalah tari Perang Yang melukiskan jiwa kepahlawanan yang gagah perkasa.

Tari Perang, Tarian rakyat untuk menyambut para pahlawan yang pualng dari medan juang. (Maluku Utara)

Tari Mpaa Lenggogo, sebuah tarian guna menyambut Maulid Nahi Muhammad SAW. Tarian ini juga sering dipertunjukkan pada upacara-upacara perkawinan atau upacara khitanan keluarga raja.(NTB)

Tari Perang, tari yang menunjukkan sifat-sifat keperkasaan dan kepandaian mempermainkan senjata. Senjata yang dipakai berupa cambuk dan perisai. (NTB)

Tari Suanggi, tarian yang mengisahkan seorang suami ditinggal mati istrinya yang menjadi korban angi-angi(jejadian). Tari Perang, tari yang melambangkan kepahlawanan, dan kegagahan rakyat Papua.

Tari Lumense, tari dari Poso yang merupakan tarian selamat dating untuk menyambut tamu agung (sulteng)

Tari Maengket, merupakan tari pergaulan yang dilakukan secara berpasang-pasangan. Menggambarkan suasana kasih sayang dan cumbuan. (Sulawesi Utara)

Tari Polopalo, adalah tari pergaulan bagi muda-mudi daerah Gorontalo

Tari Piring : Sebuah tari tradisional yang melambangkan suasana kegotong royongan rakyat dalam menunaikan tugasnya. Siang hari mengerjakan sawah ladang dan malam harinya bersukaria bersama-sama. (Sumatera Barat/Minangkabau)

Tari Serampang Dua Belas, Sebuah tari Melayu dengan irama joged diiringi musik dengan pukulan gendang ala Amerika Latin. Serampang dua belas merupakan tari pergaulan. (Sumatera Utara)

Tari Tor Tor, Sebuah tari dari daerah Batak dengan latar belakang falsafah peradatan dan ditarikan dalam suasana khusuk. (Sumatera Utara)

Tari Bedaya, merupakan tarian keraton yang di tarikan oleh 9 putri dengan irama yang lemah gemulai. (Jogjakarta)

Tari Serimpi Sangu Pati, sebuah tarian keraton pada masalalu disertai suara gamelan dengan gerak tari yang lembut. (Jogjakarta)

Tari Gambyong, dipentaskan pada upacara-upacara adat Jawa

Tari Bondan, digambarkan seorang gadis yang menggendong boneka, membawa payung menari diatas kendi

Tari Karonsih, menggambarkan sejoli yang memadu kasih

Tari Topeng Malang, mengisahkan cerita Panji

Tari Dongkrek,mengkisahkan sebuah cerita rakyat dari Desa Mejayan Caruban.

Tari Orek-orek, Tari Gaplik (Ngawi) 

Dirangkum dari berbagai sumber di buku Seni Budaya dan internet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar