Prasasti Sendang Kamal
Prasasti Sendang Kamal |
Prasasti Sendang Kamal |
Prasasti Sendang Kamal |
Prasasti Sendang Kamal |
pintu gerbang petirtan ( bekas petirtan kraton ?) |
bangunan pemandian kuno tampak eksotis |
arsitektur gaya belanda (dibangun belanda 1921) |
Prasasti Sendang Kamal, menurut informasi sendang kamal adalah petirtan atau sendang keraton Kadipaten Maospati, posisi kedatonnya berada di belakang kantor kecamatan Maospati sekarang ( sudah tidak terlihat bekasnya dan menjadi perumahan padat, tinggal ada sumur tua,konon sumur ini tembus sampai ke pemandian sendang kamal).
Pada tahun 1830. saat itu Magetan dibagi menjadi 7 kadipaten, salah satunya maospati. adipatinya adalah R.T. Yudaprawiro. tahun 1880 kadipaten maospati dihapuskan dan bergabung kembali dengan magetan. baca: Magetan di pecah menjadi 7 kadipaten kecil oleh belanda th.1930
Jadi Maospati pernah beberapakali menjadi pusat pemerintahan kerajaan. bahkan banyak pendapat bahwa Prabu Dharmawangsa Teguh , dari wangsa Isyana Medang beristana di wilayah ini, terbukti dengan banyaknya prasasti yang dikeluarkan oleh kerajaan Medang di wilayah Maospati. baca: Kerajaan Medang Kahuripan di wilayah Madiun
Prasasti Sendang Kamal
Nama Lain: Prasasti
Kawambang Kulwan
Lokasi: Dukuh Sumber/ Kraton Timur, Kelurahan
Kraton, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan
Keadaan Umum:
Prasasti Sendang Kamal terdiri
atas 4 buah prasasti. Dua buah prasasti masih dapat di baca pada baris-baris
awal, sedangkan dua lainnya telah aus. Sebuah prasasti tersimpan di Museum Nasional dengan nomor D.37, dikenal
dengan Prasasti Kawambang Kulwan. Tiga prasasti lainnya terletak di
selatan sendang (sumber
air) di Dusun Sendang Kamal.
Huruf yang dipahatkan pada
Prasasti Kawambang Kulwan terdapat di seluruh sisi dengan huruf dan bahasa Jawa
kuna dan pada bagian bawah dihiasi dengan pahatan hiasan bunga padma. Prasasti
ini telah dibaca oleh J.L.A. Brandes walaupun hanya 12 baris bagian awal pada
sisi depan.
Sejarah:
Sekitar 70 tahun setelah masa
pemerintahan Pu Sindok dari Mataram Kuno (Medang), diantara kurun waktu
tersebut tidak didapat informasi mengenai pemerintahan raja-raja hingga
munculnya pemerintahan Raja Airlangga. Prasasti Kawambang Kulwan berada di
kurun waktu yang kosong itu, dengan angka tahun 913 S. Walaupun nama raja pada
prasasti ini tidak terbaca tetapi dari angka tahun dan sumber data lain yang
mendukung seperti kitab Wirataparwa yang ditulis tahun 918 S menyebut diantara
tahun tersebut diperintah oleh Raja Dharmmawangsa Teguh.
Informasi yang didapat pada
prasasti Kawambang Kulwan adalah berupa penetapan sima di desa Kawambang Kulwan
yang berupa sima swatantra dari sri maharaja (Dharmmawangsa Teguh) yang
diteruskan oleh Pu Dharmmasanggramawikranta dan diterima oleh Samgat Kanuruhan
Pu Burung tentang pendirian bangunan suci untuk dewa Siwa dan adanya ajaran
kitab Siwasasana. Upacara tersebut dihadiri oleh para samgat dari berbagai
daerah di sekitar desa Kawambang Kulwan. Prasasti berhenti pada bagian
pemberian hadiah, tidak tertutup kemungkinan terdapat kelanjutan dari isi
prasasti ini di bagian batu yang lain.
Sumber:
Foto : Kompas Madya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar