Senin, 29 September 2025

Hortatory Exposition Text

 Pengertian Hortatory Exposition Text 

Hortatory exposition text adalah teks eksposisi yang bertujuan meyakinkan pembaca untuk melakukan tindakan tertentu atau mengubah pandangan mereka tentang suatu masalah. Teks ini biasa disebut juga dengan persuasive exposition.

Karena bersifat persuasif, hortatory exposition text seringkali didukung oleh alasan moral atau nilai-nilai tertentu agar pembaca setuju dengan pandangan atau pendapat penulis, kemudian dapat mengambil langkah-langkah konkret sesuai dengan apa yang disarankan. 

Contoh topik yang cocok untuk hortatory exposition text adalah kampanye sosial seperti pentingnya menjaga lingkungan, mengurangi global warming, peduli kebersihan dan kesehatan dan lain-lain

Hortatory Exposition Text

Structure

Hortatory exposition text memiliki 3 struktur, yaitu:

1. Introduction / Thesis

As usual, struktur sebuah teks biasanya akan dimulai dengan introduction atau thesis. Dalam hortatory exposition text, pada bagian ini penulis bisa memperkenalkan topik atau masalah yang akan dibahas serta menyajikan pendapat atau pandangan yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam teks.

Pendahuluan ini bertujuan untuk memperkenalkan pembaca kepada isu yang akan dibahas dan membuat mereka tertarik untuk membaca lebih lanjut.

2. Argument

Struktur kedua dari hortatory exposition text yaitu arguments atau alasan yang mendukung pendapat / pandangan sang penulis terkait dengan topik yang dibahas. Argumen-argumen ini umumnya akan didukung oleh fakta, data, atau bukti yang relevan untuk memperkuat persuasinya. 

Supaya lebih meyakinkan, penulis juga bisa menggunakan analogi, perbandingan, atau contoh konkret untuk memperjelas pendapat yang sudah dikemukakan di awal.

3. Recommendation

Terakhir, penulis bisa menutup teks dengan memberikan recommendation, yakni berupa saran atau ajakan kepada pembaca tentang tindakan yang harus diambil atau pandangan yang harus diadopsi berdasarkan pada argumen yang telah disajikan sebelumnya. 

Rekomendasi ini dapat berupa ajakan untuk bertindak, mengubah perilaku, atau mengadopsi pandangan tertentu terkait dengan topik yang dibahas. 

 Hortatory Exposition Text in English Tentang Global Warming:

   

Protecting Our Environment for Future Generations

Introduction:

Global warming, driven by human activities such as burning fossil fuels and deforestation, has emerged as one of the most pressing environmental challenges of our time. Its adverse effects on the environment are becoming increasingly evident, posing significant threats to ecosystems, wildlife, and human communities. This hortatory exposition aims to shed light on the impact of global warming on the environment and advocate for urgent action to address this existential threat.

Arguments:

Global warming has led to rising temperatures worldwide, causing disruptions to ecosystems and threatening biodiversity. Higher temperatures alter the natural habitats of various species, leading to changes in migration patterns, breeding seasons, and food availability. For example, coral reefs, essential marine ecosystems, are highly sensitive to temperature changes and are experiencing widespread bleaching events due to warmer ocean temperatures. According to the Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), continued global warming poses a severe risk to coral reefs, with some projections suggesting that up to 90% of coral reefs could be lost by 2050.

Another significant impact of global warming is the melting of polar ice caps and glaciers, leading to rising sea levels and coastal flooding. The Arctic region, in particular, is warming at a rate twice as fast as the global average, resulting in the rapid loss of sea ice and permafrost. This has dire consequences for indigenous communities and wildlife that rely on these habitats for survival. Additionally, melting ice contributes to sea-level rise, threatening coastal cities and low-lying islands with inundation and saltwater intrusion. According to NASA, global sea levels have risen by about 8 inches since 1880, and the rate of rise is accelerating, posing significant risks to coastal populations and infrastructure.

Deforestation, driven by agricultural expansion, logging, and urbanization, exacerbates the effects of global warming by reducing the Earth’s capacity to absorb carbon dioxide. Forests act as carbon sinks, absorbing and storing carbon dioxide from the atmosphere. However, deforestation releases stored carbon back into the atmosphere, contributing to the greenhouse effect and further warming the planet. The loss of forests also diminishes biodiversity, disrupts ecosystems, and exacerbates soil erosion and natural disasters such as floods and landslides. According to the World Wildlife Fund (WWF), deforestation accounts for about 15% of global greenhouse gas emissions, making it a significant driver of climate change.

Recommendation:

To address the impact of global warming on the environment, urgent and concerted action is needed at local, national, and global levels. Governments must prioritize the implementation of policies aimed at reducing greenhouse gas emissions, transitioning to renewable energy sources, and protecting natural habitats. Individuals can also play a crucial role by adopting sustainable practices such as reducing energy consumption, supporting reforestation efforts, and advocating for climate-friendly policies. 

Artinya:

Tindakan Mendesak Melawan Pemanasan Global: Melindungi Lingkungan untuk Generasi Mendatang

Pendahuluan:

Pemanasan global, yang didorong oleh aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi, telah muncul sebagai salah satu tantangan lingkungan yang paling mendesak di zaman kita. Dampak buruknya terhadap lingkungan semakin jelas, mengancam ekosistem, keanekaragaman hayati, dan komunitas manusia. Eksposisi hortatori ini bertujuan untuk mengungkapkan dampak pemanasan global terhadap lingkungan dan menganjurkan tindakan mendesak untuk mengatasi ancaman eksistensial ini.

Argumen:

Pemanasan global telah menyebabkan peningkatan suhu di seluruh dunia, menyebabkan gangguan pada ekosistem dan mengancam keanekaragaman hayati. Suhu yang lebih tinggi mengubah habitat alami berbagai spesies, menyebabkan perubahan pola migrasi, musim kawin, dan ketersediaan makanan. Misalnya, terumbu karang, ekosistem laut yang penting, sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan mengalami kejadian pemutihan yang luas akibat suhu laut yang lebih hangat. Merujuk pada Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), pemanasan global yang berlanjut mengancam terumbu karang secara serius, dengan beberapa proyeksi menunjukkan bahwa hingga 90% terumbu karang dapat hilang pada tahun 2050.

Dampak lain yang signifikan dari pemanasan global adalah mencairnya tutupan es di kutub dan gletser, menyebabkan naiknya permukaan air laut dan banjir di wilayah pantai. Wilayah Arktik, khususnya, mengalami pemanasan dengan kecepatan dua kali lipat dari rata-rata global, yang mengakibatkan hilangnya es laut dan permafrost dengan cepat. Ini memiliki konsekuensi serius bagi komunitas adat dan keanekaragaman hayati yang mengandalkan habitat ini untuk bertahan hidup. Selain itu, pencairan es berkontribusi pada kenaikan permukaan laut, mengancam kota-kota pesisir dan pulau-pulau rendah dengan banjir dan intrusi air laut. Berdasarkan NASA, permukaan air laut global telah naik sekitar 8 inci sejak tahun 1880, dan laju kenaikannya semakin cepat, mengancam populasi dan infrastruktur pesisir.

Deforestasi, yang dipicu oleh ekspansi pertanian, penebangan, dan urbanisasi, memperparah efek pemanasan global dengan mengurangi kemampuan Bumi untuk menyerap karbon dioksida. Hutan bertindak sebagai sumur karbon, menyerap dan menyimpan karbon dioksida dari atmosfer. Namun, deforestasi melepaskan karbon yang disimpan kembali ke atmosfer, berkontribusi pada efek rumah kaca dan lebih memanaskan planet. Hilangnya hutan juga mengurangi keanekaragaman hayati, mengganggu ekosistem, dan memperparah erosi tanah serta bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Menurut World Wildlife Fund (WWF), deforestasi menyumbang sekitar 15% emisi gas rumah kaca global, menjadikannya sebagai pendorong utama perubahan iklim.

Rekomendasi:

Untuk mengatasi dampak pemanasan global terhadap lingkungan, tindakan mendesak dan bersama-sama diperlukan di tingkat lokal, nasional, dan global. Pemerintah harus memprioritaskan implementasi kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, beralih ke sumber energi terbarukan, dan melindungi habitat alami. Individu juga dapat memainkan peran penting dengan mengadopsi praktik berkelanjutan seperti mengurangi konsumsi energi, mendukung upaya reboisasi, dan membela kebijakan yang ramah iklim.


Human Activities Contributing to Global Warming

Introduction:

Global warming is a pressing issue that threatens the stability of our planet’s climate and ecosystems, with human activities playing a significant role in its exacerbation. Activities such as the burning of fossil fuels and industrial processes release greenhouse gasses into the atmosphere, leading to rising temperatures and altered weather patterns.

Arguments:

The burning of fossil fuels, such as coal, oil, and natural gas, for energy production is a primary contributor to global warming. These fuels release carbon dioxide (CO2), methane (CH4), and other greenhouse gasses when combusted, trapping heat in the atmosphere and causing temperatures to rise. According to the Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), the energy sector accounts for approximately 73% of global greenhouse gas emissions, making it a significant driver of climate change.

Industrial processes also contribute to global warming by emitting greenhouse gasses and pollutants into the atmosphere. Activities such as manufacturing, mining, and transportation release CO2, methane, nitrous oxide, and fluorinated gasses, which contribute to the greenhouse effect. The United States Environmental Protection Agency (EPA) estimates that industrial activities account for approximately 21% of global greenhouse gas emissions, highlighting their significant role in climate change.

The agricultural sector is another major contributor to global warming, primarily through livestock farming and agricultural practices such as rice cultivation. Livestock farming produces methane, a potent greenhouse gas, through enteric fermentation and manure management. Additionally, rice cultivation in flooded paddies releases methane as a byproduct of anaerobic decomposition. According to the Food and Agriculture Organization (FAO), the agricultural sector contributes approximately 24% of global greenhouse gas emissions, making it a significant driver of climate change.

Recommendation:

Governments must implement policies aimed at reducing greenhouse gas emissions, transitioning to renewable energy sources, and promoting sustainable practices in the energy, industrial, and agricultural sectors. Industries must invest in cleaner production technologies, improve energy efficiency, and adopt emissions reduction measures to minimize their environmental impact. Additionally, individuals can contribute by adopting sustainable lifestyles, conserving energy, and reducing food waste. 

Artinya:

Aktivitas Manusia yang Berkontribusi pada Pemanasan Global

Pendahuluan:

Masalah pemanasan global adalah masalah mendesak yang mengancam stabilitas iklim dan ekosistem planet kita, dengan aktivitas manusia memainkan peran penting dalam memperburuknya. Aktivitas seperti pembakaran bahan bakar fosil dan proses industri melepaskan gas-gas rumah kaca ke atmosfer, menyebabkan peningkatan suhu dan pola cuaca yang berubah.

Argumentasi:

Pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak, dan gas alam, untuk produksi energi adalah penyumbang utama pemanasan global. Bahan bakar ini melepaskan karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan gas-gas rumah kaca lainnya saat terbakar, menjebak panas di atmosfer dan menyebabkan peningkatan suhu. Menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), sektor energi menyumbang sekitar 73% dari emisi gas rumah kaca global, menjadikannya sebagai salah satu pendorong utama perubahan iklim.

Proses industri juga berkontribusi terhadap pemanasan global dengan melepaskan gas-gas rumah kaca dan polutan ke atmosfer. Aktivitas seperti manufaktur, pertambangan, dan transportasi melepaskan CO2, metana, oksida nitrat, dan gas-gas rumah kaca lainnya, yang berkontribusi terhadap efek rumah kaca. Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) memperkirakan bahwa aktivitas industri menyumbang sekitar 21% dari emisi gas rumah kaca global, menyoroti peran penting mereka dalam perubahan iklim.

Sektor pertanian juga merupakan penyumbang besar terhadap pemanasan global, terutama melalui peternakan hewan dan praktik pertanian seperti budidaya padi. Peternakan hewan menghasilkan metana, gas rumah kaca yang kuat, melalui fermentasi enterik dan manajemen kotoran. Selain itu, budidaya padi di sawah yang tergenang melepaskan metana sebagai produk sampingan dari dekomposisi anaerobik. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), sektor pertanian menyumbang sekitar 24% dari emisi gas rumah kaca global, menjadikannya sebagai salah satu pendorong signifikan perubahan iklim.

Rekomendasi:

Pemerintah harus menerapkan kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, beralih ke sumber energi terbarukan, dan mempromosikan praktik-praktik berkelanjutan di sektor energi, industri, dan pertanian. Industri harus berinvestasi dalam teknologi produksi yang lebih bersih, meningkatkan efisiensi energi, dan mengadopsi langkah-langkah pengurangan emisi untuk meminimalkan dampak lingkungan mereka. Selain itu, individu dapat berkontribusi dengan mengadopsi gaya hidup berkelanjutan, menghemat energi, dan mengurangi pemborosan makanan. 


Strategies to Combat Global Warming

Introduction:

Global warming poses a significant threat to our planet’s climate and ecosystems, necessitating the implementation of effective strategies to mitigate its impact. As human activities continue to contribute to the rise in greenhouse gas emissions, it is imperative that we take proactive measures to address this pressing issue and safeguard the future of our planet.

Arguments:

Transitioning to renewable energy sources, such as solar, wind, and hydroelectric power, is crucial in mitigating global warming. Unlike fossil fuels, renewable energy sources produce minimal greenhouse gas emissions and offer sustainable alternatives for meeting our energy needs. According to the International Renewable Energy Agency (IRENA), renewable energy accounted for 72% of global power expansion in 2020, demonstrating its growing significance in reducing carbon emissions and combating climate change.

Improving energy efficiency in industries, buildings, and transportation systems is another key strategy to mitigate global warming. By reducing energy consumption and minimizing waste, we can decrease our reliance on fossil fuels and lower greenhouse gas emissions. The International Energy Agency (IEA) estimates that implementing energy efficiency measures could reduce global carbon emissions by up to 40% by 2040, highlighting the potential impact of such initiatives in addressing climate change.

Protecting and restoring natural ecosystems, such as forests, wetlands, and mangroves, plays a vital role in sequestering carbon dioxide and mitigating global warming. Forests, in particular, act as carbon sinks, absorbing and storing significant amounts of carbon dioxide from the atmosphere. According to the World Resources Institute (WRI), intact forests can absorb up to one-third of global carbon emissions annually, underscoring the importance of preserving these vital ecosystems.

Recommendation:

As we navigate the challenges posed by global warming, it is crucial for policymakers, businesses, and individuals to collaborate in implementing innovative solutions. Investing in research and development of clean energy technologies, supporting initiatives to reduce carbon emissions, and fostering international cooperation on climate change are essential steps toward mitigating the effects of global warming. Let us all commit to taking concrete actions that prioritize the health of our planet and future generations.

    Artinya:

Strategi untuk Melawan Pemanasan Global

Pendahuluan:

Pemanasan global merupakan ancaman serius bagi iklim dan ekosistem planet kita, sehingga memerlukan implementasi strategi yang efektif untuk mengurangi dampaknya. Ketika aktivitas manusia terus berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca, sangat penting bagi kita untuk mengambil langkah proaktif untuk menangani masalah yang mendesak ini dan melindungi masa depan planet kita.

Argumen:

Berpindah ke sumber energi terbarukan, seperti energi surya, angin, dan hidroelektrik, sangat penting dalam mitigasi pemanasan global. Berbeda dengan bahan bakar fosil, sumber energi terbarukan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang minimal dan menawarkan alternatif yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan energi kita. Menurut Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), energi terbarukan menyumbang 72% dari ekspansi energi global pada tahun 2020, menunjukkan signifikansinya yang meningkat dalam mengurangi emisi karbon dan melawan perubahan iklim.

Meningkatkan efisiensi energi di industri, bangunan, dan sistem transportasi adalah strategi kunci lainnya untuk mengurangi pemanasan global. Dengan mengurangi konsumsi energi dan meminimalkan limbah, kita dapat mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil dan menurunkan emisi gas rumah kaca. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan bahwa menerapkan langkah-langkah efisiensi energi bisa mengurangi emisi karbon global hingga 40% pada tahun 2040, menyoroti dampak potensial dari inisiatif semacam itu dalam mengatasi perubahan iklim.

Melindungi dan mengembalikan ekosistem alami, seperti hutan, lahan basah, dan mangrove, memainkan peran penting dalam menyerap karbon dioksida dan mengurangi pemanasan global. Hutan, khususnya, bertindak sebagai penyerap karbon, menyerap dan menyimpan jumlah karbon dioksida yang signifikan dari atmosfer. Menurut Institut Sumber Daya Dunia (WRI), hutan yang utuh dapat menyerap hingga sepertiga dari emisi karbon global setiap tahun, menekankan pentingnya untuk menjaga ekosistem penting ini.

Rekomendasi:

Saat kita menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh pemanasan global, penting bagi pembuat kebijakan, bisnis, dan individu untuk berkolaborasi dalam menerapkan solusi inovatif. Berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi energi bersih, mendukung inisiatif untuk mengurangi emisi karbon, dan mendorong kerjasama internasional dalam perubahan iklim adalah langkah penting menuju mitigasi efek pemanasan global. Mari kita semua berkomitmen untuk mengambil tindakan nyata yang memprioritaskan kesehatan planet kita dan generasi masa depan.

Di kutip dari : www.english-academy.id/blog/contoh-hortatory-exposition-text

Di akses 30 September 2025


Why should we switch to renewable energy?

Energy production and consumption are at the heart of the climate challenge, but they are also key to the solution. The burning of fossil fuels for electricity and heat is the largest contributor to global climate change, accounting for over 75% of global greenhouse gas emissions. To mitigate the worst impacts of climate change, it is imperative that we transition to renewable energy sources. In this article, we will explore the critical reasons why we should switch to renewable energy, including environmental, economic, and health benefits.

We have many Environmental Benefits, they are Reducing Greenhouse Gas Emissions Fossil fuels are the primary source of greenhouse gases, which trap heat in the Earth’s atmosphere and contribute to global warming. By switching to renewable energy sources, such as solar, wind, and hydro, we can significantly reduce these emissions. Renewable energy produces little to no greenhouse gases or pollutants, making it a clean alternative to fossil fuels.

Beside that we have some Economic Benefits, they are  Reducing Dependence on Imported Fuel Approximately 80% of the global population lives in countries that are net importers of fossil fuels. This dependence on foreign energy makes countries vulnerable to geopolitical shocks and price volatility. Renewable energy sources, however, are abundant and available in all countries, providing an opportunity to reduce import dependency and enhance energy security.  Cost-Effective Energy,   Renewable energy has become the cheapest power option in many parts of the world. The cost of electricity from solar power fell by 85% between 2010 and 2020, while the costs of onshore and offshore wind energy also saw significant reductions. This makes renewable energy not only environmentally friendly but also economically viable.

Job Creation, Investing in renewable energy creates numerous job opportunities. Every dollar invested in renewables generates three times more jobs than in the fossil fuel industry. The transition to clean energy is expected to result in a net gain of millions of jobs, contributing to economic growth and poverty alleviation. Ensuring a just transition, with a focus on inclusive economic development, will help ensure that no one is left behind.

In Health Benefits we will  Reducing Air Pollution The combustion of fossil fuels releases pollutants that contribute to smog, acid rain, and respiratory problems. According to the World Health Organization (WHO), about 99% of people in the world breathe air that exceeds air quality limits. Switching to renewable energy can significantly reduce air pollution, improving public health and reducing healthcare costs.

Preventing Health Issues Air pollution from fossil fuels is linked to millions of deaths each year due to respiratory and cardiovascular diseases. By reducing our reliance on fossil fuels and adopting cleaner energy sources, we can prevent these health issues and enhance the quality of life for people around the world.

Sustainable Energy Supply, Renewable energy sources are replenished by nature, making them a sustainable option for the long term. Unlike fossil fuels, which are finite and depleting, renewable resources such as sunlight, wind, and water are abundant and inexhaustible. Reliable Energy Systems

Renewable energy technologies have advanced significantly, making them reliable alternatives to traditional fossil fuels. Efficient and resilient renewable energy systems can create a stable energy supply, less prone to market shocks and disruptions.

Switching to renewable energy is essential for addressing climate change, improving public health, and ensuring sustainable economic growth. By reducing greenhouse gas emissions, lowering energy costs, creating jobs, and enhancing energy security, renewable energy offers a pathway to a healthier, more livable planet.

Sumber : switchenergyuk.net/why-should-we-switch-to-renewable-energy/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar